May 14, 2016
Memoar
Siapa Aku, Manifestasi Dari Diriku Di Masa Lalu…
Sore ini, mewakili beberapa interval waktu yang akhir2 ini mulai memberiku jawaban atas beberapa pertanyaan yang selama 2 tahun terus kucari. Sebuah pertanyaan, seperti mengapa, apa dan bagaimana, tapi bukan tentang siapa.
Di masa muda ku sekarang ini, aku sadar bahwa sebuah pertanyaan tidak akan dengan mudah langsung terjawab. Bercengkrama dengan waktu adalah salah satu proses untuk menemukan sebuah jawaban. Tak hanya tentang waktu, namun jarak sering kali sangat membantu menemukan hal yang selama ini kita cari.
Berbicara tentang jarak dan waktu, dimana jarak adalah bentuk tiga dimensi dan waktu adalah dimensi keempatnya, maka kusimpulkan tempat dimana kakiku bersila(h) sekarang adalah manifetasi dari jarak dan waktu yang telah terjadi dalam hidupku.
(Dan akan terus berlajut)
Berbicara tentang jarak dan waktu, dimana jarak adalah bentuk tiga dimensi dan waktu adalah dimensi keempatnya, maka kusimpulkan tempat dimana kakiku bersila(h) sekarang adalah manifetasi dari jarak dan waktu yang telah terjadi dalam hidupku.
(Dan akan terus berlajut)
Keberanian untuk membuat sebuah catatan pendek yang kutuliskan ini, adalah hasil dari kumpulan-kumpulan catatan pendek alay dan opini yang sering kutuliskan di facebooktwitterinstagramlineblogku, cerita pendek buatanku tentang HIV/AIDS jaman sepolos SD, dan cerpen-cerpen tanpa juara yang kukirimkan ke panitia lomba ketika SMA dahulu.
Setiap diksi yang mengalir mengetik keyboard adalah kumpulan kata yang kubaca dalam novel romance, islami, artikel di internet, buku cerita, komik, diskusi dengan banyak orang dan kecoplosan yang membuatku belajar lebih baik menggunakan kata.
Ilmu yang kumiliki adalah kumpulan perdebatan dengan guru ketika SD, mengajar ketika SMP, penggalian lebih dalam ketika SMA, dan malah jarang kucari 2 tahun ini.
Pandanganku terhadap agama adalah kumpulan contoh-contoh yg diberikan ayah dan ibuku ketika aku masih tinggal dirumah, dari guru mengaji yang berlari memukul tanganku ketika melihatku minum menggunakan tangan kiri, diskusi-diskusi di Musholah SMA diatas jam 9 malam dan kajian-kajian yang kukunjungi di mesjid.
Bumi yang sekarang kupijak adalah bumi yang masih sama namun berbeda posisi dan waktu, dimana posisiku sekarang adalah perpanjangan garis yang telah ku ciptakan diawal masa SMA. Dan berbagai titik-titik yang pernah kusinggahi pada interval waktu tersebut menciptakan ribuan kilometer jarak dan pengalaman yang luar biasa tak tergantikan.
Sebagai penutup, aku hanya ingin memberitahukan bahwa pilihanku dan pandanganku terhadap hidup saat ini adalah kumpulan dari ribuan kilometer jarak dan jutaan detik waktu yg kulewati dengan berbagai nikmat alam yang Tuhan berikan untuk kita syukuri.
Damai Dunia Beserta Isinya..
Yogyakarta, 12 Mei 2016
Yogyakarta, 12 Mei 2016
AHMAD FIKRI
Manusia yang harus terus ditegur
Manusia yang harus terus ditegur